Dalam rangka memperingati Hari Puisi Nasional yang jatuh pada 28 April 2025, perpustakaan SMPK Sang Timur Malang menyelenggarakan kegiatan lomba cipta puisi bagi siswa kelas 7 dan 8. Lomba ini mengusung tema bebas untuk memberikan ruang seluas-luasnya bagi siswa mengekspresikan ide, dan kreativitas mereka melalui karya sastra dalam bentuk puisi. Peserta yang mengikuti lomba cipta berjumlah 22 siswa dengan jumlah karya 28 buah. Setelah melalui proses penjurian pada tanggal 9 Mei 2025, diperoleh 6 karya terbaik.
Berikut adalah 6 pemenang karya terbaik lomba cipta puisi 2025
- Lucia Tiarani Prama Putri (VIII)
- Arthur Nathan Braga (VIII)
- Teresia Avelina (VIII)
- Angela Putri Maheswari (VIII)
- Daniel Narendra Wicaksono (VII)
- Margaretha Tiurma Danieli (VIII)
Karya terbaik dalam lomba cipta puisi
Tinta yang Merindukan Mata karya: Lucia Tiarani Prama Putri Aku terbentuk sebagai tinta, Cairan hitam penuh makna Yang hanya hidup saat terbaca Mengukir segala bentuk suka duka Aku hanya terukir di buku tua Hampir tak ada peminatnya Bersanding dengan novel masa kini Yang tak ada hentinya dicari Terima kasih, wahai insan renta Yang tetap setia menjelajah kata Walau mata tak sejelas dahulu Namun kau tahu di mana tujuanmu. | Langkah di Ujung Senja karya: Arthur Nathan Braga Langit merona jingga di batas cakrawala, Langkahku sunyi, menyusuri jejak cerita. Bayang masa lalu menari di benak, Mengajakku diam dalam selimut resah. Tapi angin sore membisikkan harap, Bahwa setiap luka akan luruh bersama gelap. Hidup adalah kisah yang terus menari, Kadang tertawa, kadang menyepi. Aku melangkah tanpa perlu jawaban, Cukup keyakinan jadi pegangan. Di ujung senja, kutemukan cahaya, Bukan karena terang, tapi karena percaya. |
Akar Yang Merindukan Tanah karya: Theresia Avelina Di ujung jalan yang berliku, Kaki melangkah jauh dari kampung, Di antara keramaian kota, Hati ini merindu, tak tertampung. Bulan bersinar di malam sepi, Menyinari kenangan di desa, Suara angin membisik lembut, Menggugah rasa cinta yang tak pudar. Di ladang hijau, aku berlari, Senyum ceria teman-teman, Rindu aroma nasi yang dimasak, Hangat pelukan Ibu, oh, betapa dalam. Di setiap sudut terukir cerita, Tentang cinta, tawa, dan air mata, Kampung halaman, abadi dalam rasa. | Sang Timur karya: Angela Putri M Instingku membangunkan ku Ku ucapkan syukur dari ku atas pagi yang telah menyapa ku Ku persiapkan diriku Untuk pergi menuntut ilmu Setiap aku menggendong tasku Dan membonceng motor ibuku Tampak jelas dari pandangan ku Sang Timur yang tersenyum menyapaku Seolah memberikan semangat kepadaku Aku bersyukur dengan sinarmu Memberi kekuatan dalam langkahku Menuju sekolah idamanku Demi mengejar cita-cita ku |
Masa Depan Adalah Janji karya: Daniel Narendra Wicaksono Masa depan adalah janji yang belum ditulis, sehelai kertas putih di ujung cahaya, tempat harapan menari di antara bintang, dan langkah kecil bisa mengguncang dunia. Ia tak datang dengan peta yang pasti, namun hadir dalam tiap mimpi yang berani, dalam peluh yang jatuh tanpa suara, dalam tekad yang tak pernah menyerah. Kita adalah pena bagi hari esok, menulis kisah dari luka dan tawa, merajut waktu dengan doa dan usaha, menjadikan angan sebagai nyata. Tak perlu takut pada gelap yang membayang, karena bintang pun lahir di malam yang kelam, dan masa depan, meski tak terlihat jelas, selalu bersinar bagi jiwa yang ikhlas. | Tanpa Arti karya: Margaretha Tiurma Danieli Deburan ombak ini berbicara Sejenak, memutar waktu Dan kembali merasakan perihnya luka Karena gelombang sadis yang menghanyutkan Deburan ombak ini berbicara Dan akan kupinta padanya Untuk mengantarku Kepada Yang Maha Kuasa Karena rasanya Berada di sini adalah tanpa arti Mengingat telah berpulangnya Ia yang melekat dalam hati |
Tinggalkan Balasan